Jumat, 27 Mei 2011

Teknik jitu meramalkan masa depan



Pemuda adalah masa depan suatu bangsa. Jika ingin meramalkan bagaimana kondisi bangsa 20-30 tahun mendatang, perhatikan bagaimana tingkah polah anak usiabelasan tahun hari ini. Perhatikan anak2 itu, dan perhatikan bagaimana orangtuanya mendidiknya dan bagaimana lingkungan sekitarnya mengajarinya hingga nanti 20 - 30 tahun kedepan dia tumbuh menjadi cikal bakal para pelaku kehidupan.

Kita mungkin saja bisa perkirakan bagaimana kerasnya persaingan kehidupan dalam berpuluh-puluh tahun kedepan. Ini akan menjadi posisi yang sulit buat anak-anak kita sekarang jika mereka tidak punya bekal yang cukup untuk dapat fight and survive for life. Tentu, hasil UN nya yang direkayasa pihak tertentu takkan bisa membantu mereka dalam ujian hidupnya kelak? Dan pelajaran matematika saja tidak akan pernah cukup sebagai bekal bertarung mereka? Apalah lagi pelajaran sejarah yang sudah dimodifikasi disana-sini?

Tentu kita semua tahu bahwa mereka anak-anak kita belum cukup sadar akan kemana mereka melangkahkan kaki nantinya , maka Sudahkah kita mencoba meramalkan bagaimana kebutuhan masyarakat dunia untuk 20-30 tahun kedepan lantas kemudian kita persiapkan dan arahkan anak-anak kita untuk menguasai suatu bidang ilmu dan kecakapan tertentu???

Sudahkah hari ini kita persiapkan anak-anak kita untuk pertarungan hidup yang hebat dalam 20 – 30 tahun mendatang ? Sudahkah kita bekali hari ini anak-anak kita dengan satu pesan agama per hari? Atau kita sudah dikalahkan oleh media massa(cetak/elektronik) yang sukses menyumpalkan puluhan pesan ketelinga, mata, benak, dan memori anak-anak kita dan mencuci otak mereka dengan pesan bahwa agama itu radikal? Bahwa kebebasan itu adalah telanjang? Bahwa setan dan kegelapan adalah trend yang harus diikuti?

Anak-anak kita adalah bagian diri kita, yang antara lain tercipta dengan sebab keberadaan kita. Mengabaikan mereka sama dengan menghinakan diri kita, mendidiknya dengan betul adalah sama dengan memuliakan diri kita.
Ketika kita berfikir untuk menjadi orang tua yang cerdas dalam mendidik mereka, saat itu kita telah terlahir kembali dengan gagasan-gagasan baru kita untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan masa lampau kita.

Dan ketika sekarang semakin terungkap fakta bahwa kedudukan lembaga sekolah hanyalah sekedar formalitas didalam mendewasakan dan mematangkan usia anak-anak kita (tidak lebih dari itu), sudah sepatutnya para orang tua agar tidak salah persepsi menganggap tlah melaksanakan pendidikan mereka dengan mengirimkan anak-anaknya kesekolah negeri/swasta saja?

Kalimat-kalimat lembut kita dan sedikit perhatian serta pengarahan dari orang tua, adalah diantara beberapa hal yang akan membentuk pola-pola manusia masa depan bangsa, para pelaku kehidupan mendatang. Mungkin yang kita berikan itu hanyalah sesuatu yang sedikit, tapi jika diberikan secara wajar, tepat dan berketerusan, mudah2an akan lambat laun membentuk pola pribadi dan karakter para pelaku kehidupan yang tangguh dan bertanggungjawab. Hatta, cita-cita bangsa sejahtera dan bermartabat bukanlah semata igauan para patriot pejuang bangsa.

Mari kita bangun wahai para orang tua dan para calon orang tua…

Batam, 27 May 2011
Pak.har@hotmail.com

1 komentar: